Nama sejati
Tuhan
Kita sumua
membicarakan Tuhan, namun kita gagal untuk membedakan antara kata yang dapat
diucapkan dan di tulis denga firman sejati yang tak dapat diucapkan dan tak
dapat di tulis.
Nama Alloh, Gusti,
Hyang Widi, itu dapat di tulis dan di ucapkan,dan asal usulnya dapat kita
telusuri.
Tetapi Nama sejati
Tuhan, yaitu yang dimaksud oleh semua orang Suci, telah ada sebelum adanya
ciptaan, seluruh alam semesta, termasuk waktu dan ruang, telah diciptakan oleh
nama itu, dari nama itu.
“ Segala sesuatu
yang kita lihat di dunia ini telah di ciptakan oleh Nama”.
Daya cipta ini
telah di sebut oleh para suci Islam menyebutnya (Kalam) Firman kun
(Perintah)
Pada mulanya adalah
firman. Firman itu bersama-sama dengan Alloh, dan firman itu adalah Alloh, ia
pada mulanya bersama-sama dengan Alloh, segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan
tanpa Dia, tidak ada sesuatu yang telah jadi dari segala yang telah
dijadikan.
Tidak ada bedanya
antara sabda itu atau Nama Tuhan dan tuhan sendiri. Tentang nama ini “ antara
Nama dan yang dinamakan, tidak ada bedanya. Nama inilah yang dapat melepaskan
pikiran dari kesenangan indrawi dan memberikan ke sukacitaan rohani, dan ia
mampu membimbing jiwa menuju keselamatan.
Dalam bentuk Sabda
(Dalil, Firman) inilah, Tuhan meresap ke dalam seluruh ciptaan. Nama atau sabda
itu tidak dapat di temukan di dalam buku-buku maupun ayat suci- mereka hanya
mengagungkan Sabda itu. Namun Nama itu sendiri terdapat di dalam diri
kita.
Para suci dan wali
yang pada zamannya masing masing telah menghayati Tuhan, menerangkan semua
pangalaman dan seluk belik jalan Rohani di dalam ayat-ayat suci mereka guna
membimbing kita.
Dari mereka, kita
dapat mengetahui semua kesulitan pada jalan rohani dan memperoleh gambaran yang
jelas tentang tujuannya, namun kita tidak dapat menghayati Tuhan sekedar membaca
buku.
Sekedar membaca
ayat-ayat suci atau mendengarkan ajaran para. Suci itu masih belum cukup. Kita
harus bisa untuk mempraktekkan ajaran itu dan menempuh sendiri jalan
itu.
Sifat
Allah
Tuhan dengan
sifat-sifat-Nya yang tak terbatas dan tak terhingga, di mana kita mempunyai
konsepsi, yakni, Dia adalah tanpa sifat-sifat terbatas seperti yang kita berikan
kepada-Nya
Menurut hadts
:
“Tuhan, Engkau
adalah yang pertama tanpa ada sesuatu yang mendahului Engkau, Engkau yang
terakhir, tanpa ada sesuatu sesudah Engkau, Engkau adalah yang nyata tanpa ada
sesuatu di atas Engkau, Engkau adalah yang tersembunyi tanpa ada sesuatu di
bawah Engkau.
- Pada hakekatnya
sifat Alloh tidak terbatas. Semua sifat Sempurna adalah sifat Allah atau milik
Allah. Menurut ajaran Agama Islam sifat-sifat Allah yang terdapat pada diri
manusia yang sempurna lahirnya (tidak cacat) jumlahnya ada 41 sifat yaitu :
1. 20 Sifat
Wajib
2. 20 sifat yang
Mustahil
3. 1 Sifat yang
Jaiz (Wewenang-Nya, Sifat kekuasaan Mutlak)
Sifat Wajib
:
1. Wujud, artinya:
Ada. Sifat ini namanya sifat nafsiah artinya: golongan bentuk atau dzat.
2. Qidam, artinya:
Terdahulu (tak ada yang mendahului)
3. Baqo’, artinya:
Abadi (tidak rusak dan tidak mati selama-lamanya)
4. Mucholafah lil
chawadis, artinya: Berbeda dengan barang baru ialah barang duniawiah.
5. Qiamu bi
nafsihi, artinya: Bertahta pribadi (tidak ada yang melantik)
6. Wahdaniah,
artinya: Satu (Maha Tunggal).
7. Qodrat artinya :
Kuasa (kekuasaannya tidak terbatas)
8. Iradat, artinya:
Karsa (tak ada sesuatu kejadian di dunia ini yang bukan atas Karsa Tuhan)
9. Ilmu, artinya:
Sumber Ilmu (pengetahuan)
10. Hayyat,
artinya: Hidup (tak ada yang menghidupi, sumber hidup)
11. Sama’, artinya:
Mendengar (tidak dengan alat)
12.Basor, artinya:
Mengetahui (tanpa Alat)
13.Kalam, artinya:
Bersabda (tanpa alat)
14. Qodiran,
artinya: Yang Maha Kuasa (tidak ada yang memberi kuasa)
15.Muridan, artinya
Yang mempunyai karsa
16.Aliman, artinya
: Ynag Mempunyai segala macam ilmu.
17.Chajjan, artinya
: Ynag Hidup (Sumber Hidup)
18.Sami’an,
artinya: Yang Mendengar (baik suara yang terdengar maupun yang tidak)
19.Basiran.
Artinya: Mengetahui (baik benda yang terlihat maupun tidak)
20.Mutakallimun,
artinya: Yang Bersabda (tidak bersuara tetapi dapat diterima dengan
jelas)
Sifat-sifat nomor 2
~ 6 desebut Sifat Salbiah, artinya mustahil kalu terjadi sebaliknya.
Sifat-sifat nomor 7
~ 13 disebut Sifat Ma’ani, artinya: yang menempati sifat Nafsiah.
Sifat-sifat nomor
14 ~ 20 disebut Sifat Maknawiyah, artinya yang ditempati sifat Ma’ani. Adapun
sifat Mustahil adalah sifat kebalikan daripada 20 sifat wajib diatas.
Sifat Jaiz, Tuhan
adalah sifat yang mutlak, artinya: Tuhan tidak terikat pada hokum- hukum dan
peraturan-peraturan. Tuhan berwenang berbuat atau bertindak apa saja menurut
karsa-Nya.
Tuhan tetap adil
dan tetap bijaksana. Selain sifat-sifat tersebut diatas, masih banyak sifat-
sifat yang sering didengar oleh masyarakat umum dan juga terdapat dalam
Al-Qur’an, ialah : Maha Suci, Maha Murah, Maha Luhur, Maha Mulia dan sebagainya
(Surat 76 ayat 25, 30 ~ 31)
Wujud
Allah
Allah
berfirman
Al-Hadiid (surat 57
ayat 3)
Dialah yang Awal
dan yang Akhir, yang zhohir (nyata) dan yang Bathin (tersembunyi) dan dia Maha
mengetahui segala sesuatu.
Sesuai dengan
sifat-Nya yang pertama ialah Wujud artinya : Ada. Sifat ini namanya sifat
Nafsiah, artinya: Golongan bentuk atau Dzat. Adapun Wujud atau Dzat
Allah.
Menurut petunjuk
(Al-Qur’an)
An-Nuur (Surat 24 ayat 35)
Alloh adalah Cahaya langit
dan bumi. Perumpamaan Cahaya-Nya adalah seperti lubang yang dalamnya ada pelita.
Pelita itu dalam kaca. Dan kaca itu laksana bintang yang berkilau yang
dinyalakan dengan minyak pohon yang diberkati, nyaitu minyak zaitun yang bukan
ditimur dan tidak juga di barat. Minyaknya hampir menerangi sekalipun tidak di
sentuh api. Cahaya Di Atas Cahaya.
Hakikat
Cahaya :
1. Nur (Cahaya)
yang sebenarnya itu ialah Allah SWT sendiri 2. Sebutan Cahaya bagi selain Dia
hanyalah majaz (kiasan). Tak ada Wujud Sebenarnya.
At-Taghabun (64
ayat 8)
Maka berimanlah
kamu kepada Alloh dan Rasul-Nya dan Cahaya (Al-Qur’an) yang telah kami turunkan.
Dan Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
An-Nisa (4 ayat
174)
Hai sekalian manusia ! telah datang kepadamu bukti yang nyata dari
Tuhanmu dan telah kami turunkan kepadamu “CAHAYA” yang terang
benderang.
Menurut Pustaka
Sasangka Jati :
Tuhan itu satu, tetapi bersifat tiga yang disebut: TRI PURUSA
(TIGA SIFAT) yang terdiri dari :
1. SUKMA KAWEKAS
(Sukma: Hidup, Kawekas: Tertinggi), Sumber Hidup yang tertinggi. Sumber Hidup.
Jadi semua yang hidup asalnya dari Suka Kawekas (dalam agama Islam: Allah
Ta’ala) atau Nuurullah. 2. SUKMA SEJATI, ialah merupakan Utusan Tuhan Yang
Sejati, utusan yang abadi (dalam agama Islam: Rasul atau Nuur Muhammad). 3. ROH
SUCI, merupakan SINAR/CAHAYA percikan dari Tuhan. (Agama Islam: Nuurul
Isan)
Karena Roh Suci
merupakan percikan Chaya dari Tuhan, maka Tuhan adalah Maha Cahaya, dan kita
tidak dapat dipisahkan dengan-Nya. Karena kita berasal dari Tuhan maka kita juga
kelak kembali kepda-Nya. (Ina ilahi wa ina ilahi rojium)
Kesimpulan: Apabila
kita mempelajari pengertian Tuhan dari berbagai Agama dan Aliran Kepercayaan,
amak semuan menyimpulkan bahwa: Tuhan adalah Cahaya diatas Cahaya, Maka Cahaya,
Sumber Cahaya, dengan demikian semua agama sepakat dengan pengertian bahwa Wujud
Allah adalah Chaya (Nuur).
Al Ambiyaa (Surat 21 ayat 92 ~
92)
Sesungguhnya (Agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua, agama yang satu,
dan adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.
Dan mereka memecah
belah urusan Agama di antara sesamanya. Masing – masing mereka akan kembali
kepada Kami.