Menyempurnakan Alat Kelamin

Menyempurnakan Alat Kelamin
Hasil Bahts Masail PWNU Jatim 1989 di PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo
Pertanyaan:
Seorang laki-laki atau perempuan yang kelamin dalamnya normal, tetapi kalamin luarnya tidak normal, misalnya : kelamin luarnya sama atau cocok dengan kelamin dalamnya, tetapi bentuknya tidak sempurna, lalu operasi untuk disempurnakan bagaimana hukumnya?
Jawaban:
Hukumnya boleh bahkan, lebih utama.
Dasar Pengambilan Hukum:
1. Fathu al-Bari, Juz X, Hlm. 272
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ قَالَ لَعَنَ عَبْدُ اللهِ الْوَاشِمَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ، الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللهِ. (وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْا). (قَوْلُهُ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ) يُفْهَم مِنْهُ أَنَّ الْمَذْمُومَة مَنْ فَعَلَتْ ذَلِكَ ِلأَجْلِ الْحُسْنِ فَلَوْ اِحْتَاجَتْ إِلَى ذَلِكَ لِمُدَاوَاةٍ مَثَلاً جَازَ.
"Diriwayatkan dari Alqamah, beliau berkata, Allah melaknati wanita yang membuat tahi lalat palsu dan wanita yang mencabut/menghilangkan tahi lalat dan wanita yang merenggangkan gigi karena semata hanya untuk berhias dan telah merubah ciptaan Allah. Apa yang telah Rasululah bawea amak ambillah dan apa yang Rasulullah Saw larang maka sudahilah. Apabila hal ditas itu memang dibutuhkan seperti untuk pengobatan, maka hukumnya boleh".
2. Dalilu al-Falihin, Juz IV, Hlm. 494
أَمَّا لَوِ احْتَاجَتْ اِلَيْهِ لِعِلاَجٍ اَوْ عَيْبٍ فِى السِّنِّ وَنَحْوِهِ فَلاَ بَأْسَ.
"Jika memang hal itu dibutuhkan seperti untuk pengobatan atau giginya rusak maka boleh dan tidak apa apa".
3. Mughni al-Muhtaj, Juz IV, Hlm. 296
(فَائِدَةٌ) قَالَ فِي اْلإِحْيَاءِ لاَ أَدْرِيْ رُخْصَةً فِي تَثْقِيْبِ أُذُنِ الصَّبِيَّةِ ِلأَجْلِ تَعْلِيْقِ حُلِيِّ الذَّهَبِ أَيْ أَوْ نَحْوِهِ فِيْهَا، فَإِنَّ ذَلِكَ جُرْحٌ مُؤْلِمٌ، وَمِثْلُهُ مُوْجِبٌ لِلْقِصَاصِ، فَلاَ يَجُوْزُ إلاَّ لِحَاجَةٍ مُهِمَّةٍ كَالْفَصْدِ وَالْحِجَامَةِ وَالْخِتَانِ. وَالتَّزَيُّنُ بِالْحُلِيِّ غَيْرُ مُهِمٍّ، فَهَذَا وَإِنْ كَانَ مُعْتَادًا فَهُوَ حَرَامٌ، وَالْمَنْعُ مِنْهُ وَاجِبٌ، وَاْلإِسْتِئْجَارُ عَلَيْهِ غَيْرُ صَحِيْحٍ، وَاْلأُجْرَةُ الْمَأْخُوْذَةُ عَلَيْهِ حَرَامٌ اهـ
"(Faidah); Berkata Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin, Aku belum tahu keterangan yang memberikan kelonggaran hukum dalam melubangi kuping wanita kecil untyuk dibuat menggantungkan perhiasan emas (anting-anting). Sesungguhnya hal itu adalah melukai yang sangat menyakitkan. Dan seperti itu bisa menetapkan qishas. Hal itu tidak boleh dilakukan kecuali untuk kebutuhan yang sangta mendasar, seperti untuk pengobatan bekam atau khitan. Sementara berhias dengan emas itu bukanlah hal penting. Melubangi telinga karena untuk menggantungkan perhiasan walaupun ini telah umum itu hukumnya haram dabn mencegahnya hukumnya wajib. Menyewa sesorang untuk hal itu atau bekerja untuk hal itu hukumnya tidak sah dan ongkos yang diterimanya hukumnya haram".
4. Mauhibatu Dzi al-Fadl, Juz IV, Hlm. 712
قَوْلُهُ وَتَفْلِيْجُ اْلأَسْنَانِ اَىْ يَحْرُمُ تَفْلِيْجُ أَسْنَانٍ لِلتَّحْسِيْنِ الى ان قال يُسْتَثْنَى الْوَشْرُ السِّنَّ الزَّائِدَةَ وَالنَّازِلَةَ عَنْ اَخَوَاتِهَا فَاِنَّهُ لاَ يَحْرُمُ ِلاَنَّهُ لاَ يُقْصَدُ بِهِ تَحْسِيْنُ الْهَيْئَةِ
"Merenggangkan gigi karena semata mata untuk berhias hukumnya haram. Sampai pada ungkapan mushannif, Dikecualikan meratakan gigi yang naik turun dari deretannya maka itu tidaklah haram. Karena hal itu bukan terasuk tahsinul hai’ah".


Posting Komentar

Harap berkomentar yang bisa mendidik dan menambah ilmu kepada kami

Lebih baru Lebih lama

Tag Terpopuler