Antara anjuran dan larangan bersiwak



Antara anjuran dan larangan bersiwak
Ada sebuah hadits yg menjelaskan bahwa bersiwak bagi orang yg berpuasa setelah tergelincirnya matahari adalah makruh, sementara ada hadits lain dengan tegas menyatakan , bahwa sunnah bersiwak setiap akan melakukan shalat, tidak terkecuali dzuhur dan asar.
لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“bau mulutnya orang berpuasa lebih harum daripada harumnya minyak kasturi” (HR. Bukhori)
 لولا أن أشق على المؤمنين لامرتهم بالسواك عند كل صلاة
“seandainya aku tidak kuatir memberatkan kaum mukmin niscaya aku akan memerintahkan mereka bersiwak setiap hendak melakukan shalat “ (HR.Muslim)
Dari dua keterangan ini mana yang harus didahulukan ??
Jawaban
Lebih mendahulukan hukum makruhnya bersiwak. Karena mencegah kerusakan, dalam hal ini mengilangkan bau lebih diutamakan dari pada menarik pahala.
Reff
حاشية الجمل على المنهج لشيخ الإسلام زكريا الأنصاري - (ج 1 / ص 351)
فإن قلت يعارض هذا الحديث الدال على كراهة الاستياك بعد الزوال الأحاديث الدالة على طلب السواك لكل صلاة الشاملة لصلاة الظهر التي بعد الزوال فلم قدم عليها أجيب بأنه قدم عليها لأن فيه درء مفسدة وهي إزالة التغير وتلك الأحاديث فيها جلب منفعة ودرء المفاسد مقدم على جلب المصالح ا ه شيخنا ح ف

Posting Komentar

Harap berkomentar yang bisa mendidik dan menambah ilmu kepada kami

Lebih baru Lebih lama

Tag Terpopuler