Hukum Membaca Al-Qur'an atau Hadits yang Diiringi Musik

 


📙Hukum Membaca Al-Qur'an atau Hadits yang Diiringi Musik dalam Pandangan Islam

📚Deskripsi Masalah:
Dalam dunia musik, terkadang terdengar lantunan bacaan Al-Qur’an atau Hadits yang dikemas dalam bentuk dakwah. 

📖Pertanyaan:

1. Bagaimana hukum membaca Al-Qur’an atau Hadits yang diiringi dengan musik? 


2. Bagaimana hukum dakwah dengan cara tersebut menurut pandangan Islam? 

📚Jawaban: 

1. Membaca Al-Qur’an atau Hadits yang kemudian diiringi dengan alat musik (malahi) hukumnya haram. 


2. Dakwah dengan cara tersebut juga haram, sehingga sekalipun tujuannya adalah berdakwah, hal tersebut tetap tidak dibenarkan dalam Islam.

وفي مذاهب الأربعة، ج 3 ص 128، ما نصه: 

وقد يُقال في زمننا إن الناس ينصرفون عن تعلُّم القرآن إذا لم يجدوا فيه شيئًا يساعدهم على قوتهم. 
ولكن الذي لا يمكن إقراره بحال هو ما اعتاده بعض القُرَّاء من فعل ما ينافي التأدب مع كتاب الله تعالى، كتلاوته على قارعة الطريق للتسول به، وفي الأماكن التي نهى الشرع عن الجلوس فيها، وتلاوته على حالة تنافي الخشية والاتعاظ بآياته الكريمة. كما يفعل بعض القُرَّاء من التغنِّي به في مجالس المآثم والولائم التي نهى الشارع عنها لما فيها من المنكرات، وتأوُّه الناس في مجلسه كما يتأوَّهون في مجالس الغناء. 

فإن ذلك كله حرام باطل لا يمكن الإقرار عليه بأي حال. 

وفي فتاوى الرملي (ص 387)، ما نصه: 

> لا يُؤاخذ المكلف بالهاجس ولا بالخاطر ولا بحديث النفس ولا بالهم، ويؤاخذ بالعزم والخَطْر؛ فما يجري في النفس بعد إلقائه فيها وحديث النفس: هل يفعل أو لا يفعل؟ والهمّ: قصد الفعل، والعزم: الجزم بقصد الفعل.


📚 Dalam Madzhab Empat, Juz 3, Halaman 128, disebutkan: 

Dikatakan bahwa pada zaman kita, sebagian orang berpaling dari belajar Al-Qur’an jika mereka tidak menemukan manfaat yang membantu kehidupan mereka. 
Namun, yang tidak dapat diterima dalam keadaan apa pun adalah kebiasaan sebagian qari dalam melakukan tindakan yang bertentangan dengan penghormatan terhadap Kitab Allah Ta’ala. 
Misalnya, membacanya di jalanan untuk meminta-minta, di tempat yang dilarang oleh syariat untuk duduk, serta membacanya dalam keadaan yang tidak mencerminkan rasa takut dan penghayatan terhadap ayat-ayatnya. 
Sebagian qari juga bernyanyi dengan bacaan Al-Qur’an dalam majelis duka dan jamuan yang dilarang oleh syariat karena mengandung kemungkaran, serta mengungkapkan perasaan seperti dalam nyanyian. 

Semua itu adalah haram dan batil, serta tidak dapat diterima dalam keadaan apa pun. 

📚 Dalam Fatwa Ar-Ramlī (Halaman 387), disebutkan: 

> Seorang mukallaf tidak dikenakan hukuman atas bisikan hati, lintasan pikiran, pembicaraan batin, maupun kehendak hati. Yang dikenakan hukuman adalah tekad dan niat yang menetap dalam hati, yaitu setelah lintasan pikiran tersebut berlarut-larut dalam diri seseorang. 

> Pembicaraan batin berkaitan dengan pertimbangan apakah seseorang akan melakukan suatu perbuatan atau tidak, sedangkan kehendak hati adalah niat untuk melakukannya. Adapun tekad, adalah keteguhan hati dalam berniat untuk melakukan perbuatan tersebut. 


3 MEI 2025
LANGIT DUA DUNIA

Posting Komentar

Harap berkomentar yang bisa mendidik dan menambah ilmu kepada kami

Lebih baru Lebih lama

Tag Terpopuler