MUQODIMAH
PART 1 - 3
الْحَمد لله الَّذِي قوى بدلائل دينه أَرْكَان الشَّرِيعَة
segala puji bagi Allah yang menguatkan rukun-rukun syariah dengan dalil-dalil agamanya
وَصحح بأحكامه فروع الْملَّة الحنيفية
dan memperbaiki cabang-cabang agama yang lurus dengan hukum-hukumnya
أَحْمَده سُبْحَانَهُ على مَا علم
saya memuji kepada Allah atas sesuatu yang ia ajarkan
وأشكره على مَا أنعم
dan aku bersyukur kepadanya atas yang ia beri nikmat
وَأشْهد أَن لَا إِلَه إِلَّا الله الْملك الْحق الْمُبين
dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain allah yang menjadi raja yang benar dan jelas
وَأشْهد أَن سيدنَا مُحَمَّدًا عَبده وَرَسُوله الْمَبْعُوث رَحْمَة للْعَالمين
dan aku bersaksi bahwa junjungan kita Muhamad adalah hambanya dan utusannya yang diutus untuk menjadi rahmat kepada seluruh alam
الْقَائِل من يرد الله بِهِ خيرا يفقهه فِي الدّين
yang mengatakan barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan yang sempurna maka Allah akan memintarkan agama
صلى الله عَلَيْهِ وعَلى آله وَأَصْحَابه صَلَاة تَنْشَرِح بهَا الصُّدُور
selawat Allah untuknya dan untuk keluarganya dan sahabatnya , dengan sebuah sholawat yang hati bisa luas dengannya
وتهون بهَا الْأُمُور وتنكشف بهَا الستور
dan memudahkan perkara, dan membukakan tirai
وَسلم تَسْلِيمًا كثيرا مَا دَامَت الدهور
dan semoga allah memberi salam dengan salam yang banyak, selagi ada masa
أما بعد فَيَقُول العَبْد الْفَقِير الراجي من ربه الْخَبِير غفر الذُّنُوب وَالتَّقْصِير
adapun setelah itu, maka berkata seorang hamba yang butuh yang mengharap dari tuhanya yang maha mengetahui ampunan dosa-dosa dan kekurangan
مُحَمَّد نووي ابْن عمر التناري بَلَدا الْأَشْعَرِيّ اعتقادا الشَّافِعِي مذهبا
yaitu muhammad nawawi ibn umar attanari negaraya, asyary aqidahnya, asyafi’i madzhabnya
هَذَا شرح على قُرَّة الْعين بمهمات الدّين للشَّيْخ الْعَلامَة زين الدّين ابْن الشَّيْخ عبد الْعَزِيز ابْن الْعَلامَة زين الدّين بن عَليّ بن أَحْمد المليباري الفناني
ini adalah syarah terhadap kitab qurratul ain bi muhimmatiddin, milik syaikh al allamah zainuddin ibn syaihk abdul aziz ibn allamah zainuddin ibn ali ibn ahmad al malibari al fanani
قصدت بِهِ نفع إخْوَانِي القاصرين مثلي
aku buat untuk memberi manfaat saudara-saudara saya yang kurang seperti saya
وسميته : نِهَايَة الزين فِي إرشاد االمبتدئين
dan aku namakan nihayatuz zain fi irsyadul mubtadiin.
ولم يكن لي مما سطر في هذا الكتاب شيء، بل جميعه مأخوذ من عبارات المؤلفين نفعنا الله بهم ،آمين،
Dan saya tidak punya apa apa sama sekali tentang ilmu yang tertulis di kitab ini, bahkan semuanya mengutip dari ibarat / ilmunya para mualif.
semoga Alloh swt memberi manfaat bagi kita dari mereka aamiin.
وغالب ما فيه من نهاية الأمل ) (۳) للشيخ العلامة محمد بن إبراهيم أبي خضير
الدمياطي فإنها عين غديقة،
Sebagian besar isinya kitab NIHAYATUZZAEN adalah Mengutip dari kitab NIHAYATUL AMAL ( akhir dari harapan) (3 NIHAYATUL AMAL LIMAN ROGIBA FISIHATIL AQIDAH WAL AMAL dari kitab ini yg dikutip kebanyakan dari bab awal kitab sampai bab jual beli) oleh Al Alaamah Syekh Muhammad bin Ibrahim Abi Khudair
Adimyathi , kitab NIHAYATUL AMAL adalah sumber yang dalam dan tawar.
ومن نهاية المحتاج، وتحفة المحتاج للإكليلين(٤) محمد الرملي،
وأحمد بن حجر ؛ فإنهما عمدتان للمتأخرين من العلماء الشافعية،
Dan dari kitab NIHAYATUL MUHTAJ (akhir nya harapan ) , dan kitab TUHFATUL MUHTAJ (4 oleh Dua Imam ) yaitu Muhammad Al-Ramli,
Dan Ahmed bin Hajar Al haitamy; Merekalah yang menjadi pilar / pusaka para ulama Syafi’i di kemudian hari.
ومن فتح الجواد (5) والنهاية :
شرح أبي شجاع، ومن الحواشي،
Dan dari kitab FATHUL JAWAD ( 5 sebagian besar dinukil bab jual beli) oleh Ibnu Hajar Al Haitamy, dan kitab AN NIHAYAH yang di syarahi oleh Aby Syuja, dan dari beberapa kitab HASYIAH yg lain ,
فما كان فيه من صواب فمنسوب إلى هؤلاء (٦) وما كان من
خطأ فمن ذهني الكليل (٧)
Apa pun yang benar di dalam kitab ini, adalah prosentase / terhubung / tak lepas dari mereka para imam yg dijadikan rujukan
(6 tidak satupun pendapat yg disandarkan pengarang kitib ini kecuali jarang sekali )
dan apa pun yang salah dikitab ini adalah dari keSalahan pikiranku yang tumpul / lelah .(7 yang menjadikan kesalahan penulisan dalam menyusun sebagian ibarat ).
، فالمرجو ممن اطلع عليه أن يصلحه بلطف واحتياط،
Kami berharap siapapun yang melihatnya / mempelajarinya dapat mengoreksinya dengan baik dan hati-hati.
والله أسأل، وبنبيه الكريم أتوسل، أن ينفع به كما نفع بأصوله،
Saya memohon kepada Allah , dan dengan Nabinya yang mulia saya bertawasul,
Semoga Allah memberi manfaat dengan kitab ini, seperti Allah memberi manfaat dengan beberapa asal / sumber kitab ini.
وأن يحله محل القبول، إنه أكرم مسؤول .
Semoga Alloh menempatkan kitab ini ditempat yang diterima, sesungguhnya Allah maha mulyanya yang diminta.
أقسام الاسم تسعة : أولها : الاسم الواقع على الشيء بحسب ذاته كسائر الأعلام؛ نحو زيد
فإنه ذات الشيء وحقيقته
Pembagian nama ada sembilan:
Yang pertama nama yang digunakan pada sesuatu dilihat dari sudut pandang dzatnya,
contohnya adalah Zaid ( علم شخص ) karena ia menunjukkan zat dan hakikat sesuatu tersebut.
. ثانيها : الواقع على الشيء بحسب جزء من أجزاء ذاته كالجوهر للجدار .والجسم له
Pembagian nama yg Kedua: nama yang digunakan pada sesuatu dilihat dari sudut pandang bagian dari beberapa bagian dzatnya , seperti جوهر ( matreal terkecil dari bahan tembok ) untuk tembok dan جسم ( badannya.)
Contoh,
Pasir, semen, bata dll kl sudah jadi pagar atau tembok, kita menyebutnya tembok , bukan pasir dll
ثالثها: الواقع على الشيء بحسب صفة حقيقية قائمة بذاته كالأسود والأبيض والحار والبارد،
Pembagian nama yg Ketiga: nama yang digunakan pada sesuatu dilihat dari sudut pandang ciri nyata ( sifat haqiqi ) yang menempati / ada pada dirinya, seperti hitam, putih, panas, dan dingin.
رابعها : الواقع على الشيء بحسب صفة إضافية فقط كالمعلوم والمفهوم، والمذكور
والمالك والمملوك.
Pembagian nama yg Keempat: nama yang digunakan pada sesuatu dilihat dari sudut pandang sifat idhofiyah saja / sandaran saja /tambahan saja , seperti
Kata
المعلوم. المفهوم المذكور المالك المملوك
yang diketahui, yang dipahami, dan yang disebutkan
Dan pemilik dan yang dimiliki
خامسها الواقع على الشيء بحسب صفة سلبية : كأعمى وفقير وسليم عن الآفات .
Pembagian nama yg Kelima :,nama yang digunakan pada sesuatu dilihat dari sudut pandang sifat negatifnya: seperti buta, miskin, dan selamat dari malapetaka.
سادسها : الواقع على الشيء بحسب صفة حقيقية مع صفة إضافية : كعالم وقادر بناء على
العلم والقدرة صفة حقيقية لها إضافة للمعلومات والمقدورات .
Pembagian nama yg Keenam: nama yang digunakan pada sesuatu dilihat dari sudut pandang shifat haqiqi / kenyataan beserta sifat tambahan / sandaran:
seperti kata عالم berilmu / orang alim dan kata قادر orang yg mampu .
Yang mana kata قادر dan عالم dibentuk dari kata علم dan قدرة yg keduanya ini merupakan sifat haqiqi ( علم ، قدرة)
Pengetahuan dan kemampuan merupakan sifat haqiqi yang jadi sandaran atau tambahan dari pengetahuan dan kemampuan.
👉Dalam konteks ini, suatu entitas (misalnya, seorang manusia atau Tuhan) memiliki sifat-sifat tertentu yang dapat digambarkan sebagai "sifat hakiki" dan "sifat tambahan".
Sifat Hakiki (Sifat Asli): Ini adalah sifat-sifat yang secara inheren dimiliki oleh entitas tersebut.
Sebagai contoh, "ilmu" (pengetahuan) dan "kekuatan" adalah sifat hakiki yang dimiliki oleh seorang ilmuwan atau makhluk yang memiliki kekuatan.
Sifat Tambahan: Sifat ini merujuk pada cara sifat hakiki tersebut berinteraksi atau berhubungan dengan objek atau entitas lainnya. Misalnya, ketika seseorang disebut "berpengetahuan" atau "berkekuatan", ini menunjukkan bagaimana pengetahuan atau kekuatan tersebut diterapkan atau dihubungkan dengan objek lain (seperti informasi yang diketahui atau objek yang bisa dipengaruhi oleh kekuatan tersebut).
Contoh konkretnya:Ilmuwan: Seseorang disebut ilmuwan karena memiliki sifat hakiki berupa "ilmu" atau pengetahuan. Ketika ilmu tersebut diterapkan untuk memahami dunia atau melakukan penelitian, maka ilmu tersebut memiliki sifat tambahan berupa penerapannya pada objek tertentu.Orang Kuat: Seseorang disebut kuat karena memiliki sifat hakiki berupa "kekuatan". Ketika kekuatan tersebut digunakan untuk mengangkat beban atau melakukan tindakan fisik lainnya, maka kekuatan tersebut memiliki sifat tambahan berupa pengaruhnya terhadap objek tertentu.
Jadi, pengetahuan dan kekuatan sebagai sifat hakiki menjadi dasar bagi tambahan sifat yang muncul ketika pengetahuan tersebut digunakan untuk memahami atau kekuatan tersebut digunakan untuk mempengaruhi sesuatu.👈
سابعها : الواقع على الشيء
بحسب صفة حقيقية مع صفة سلبية : كقادر لا يعجز، وعالم لا يجهل، وكواجب الوجود.
Pembagian nama yg ketujuh adalah nama yg digunakan pada sesuatu dilihat dari sudut pandang SIFAT HAQIQIYAH serta SIFAT SALBIYAH,
seperti kata "Qoodirin laa yu, jizu,
Aalimun laa yajhalu, wajibil wujud,
قادر لا يعجز، عالم لا يجهل، واجب الوجود
Yang mampu atau kuasa yang tidak lemah, Yang Mengetahui yang tidak bodoh, wajibil wujud.( wajib adanya ).
ثامنها : الواقع على الشيء بحسب صفة إضافية على صفة سلبية كلفظة أوّل، فإنه عبارة عن كونه
سابقاً غيره، وهو صفة ،إضافية، وأنه لا يسبقه غيره، وهو صفة سلبية، وكالقيوم فإن معناه كونه .
قائماً بنفسه : أي لا يحتاج إلى غيره وهو سلب، ومقوّماً لغيره وهو إضافة .
Makna bebas:
Pembagian nama yg kedelapan adalah nama yg digunakan pada sesuatu dilihat dari sudut pandang SIFAT IDHOFIYAH serta SIFAT SALBIYAH,
seperti kata "awal", kata "awal" adalah: ungkapan yg menunjukan bahwa ia adalah "yg mendahului yg lainnya" inilah SIFAT IDHOFAH.
juga "ia tdk didahului yg lainya" inilah SIFAT SALBIYAH.
Sebagaimana kata AL QOYYUM, Al QOYYUM adalah: SIFAT IDHOFIYAH serta SIFAT SALBIYAH, karena AL QOYYUM artinya adalah: yg berdiri sendiri, maksudnya tdk membutuhkan yg lainnya, inilah SIFAT SALBIYAH.
Disamping bediri sendiri/tdk membutuhkan yg lainnya, ia juga/justru yg mendirikan/memenuhi/mengatur yg lainya, inilah SIFAT IDHOFIYAH.
تاسعها : الواقع على الشيء بحسب مجموع صفة حقيقية وإضافية وسلبية كالإله فإنه يدل على كونه موجوداً أزلياً واجب الوجود لذاته،
Pembagian nama yg kesembilan adalah nama yg digunakan pada sesuatu dilihat dari sudut pandang
Terkumpulnya sifat-sifat HAQIQIYAH , IDLOFIYAH, DAN SALBIYAH seperti kata اله / Tuhan, menunjukkan bahwa اله itu Meninjukkan keberadaan yang MAUJUDAN AZALIYAN WAJIBUL WUJUD LIDZAATIHI,
وعلى الصفات السلبية الدالة على التنزيه وعلى الصفات الإضافية الدالة على الإيجاد والتكوين،
والله علم على الذات الواجب الوجود؛ أي الذي لا يمكن عدمه لا في الماضي ولا في الحال ولا في الاستقبال، ولم يوجد نفسه ولم يوجده غيره.
Dan kata اله juga menunjukkan beberapa SIFAT SALBIYAH yang menunjukkan Kesucian /bersih Allah
Dan menunjukkan sifat IDLOFIYAH yang menunjukan kekuasaan Allah mengadakan/ menciptakan sesuatu.
👉1⃣ Sifat Salbiyah (صفات السلبية): Sifat-sifat ini menunjukkan kebesaran dan kesucian Allah dengan meniadakan segala sifat kekurangan dari-Nya. Misalnya, Allah tidak tidur, tidak butuh kepada makhluk, tidak beranak, dan tidak diperanakkan. Sifat-sifat ini digunakan untuk menegaskan bahwa Allah berbeda dari makhluk-Nya dan tidak terpengaruh oleh kelemahan atau keterbatasan yang dimiliki makhluk.
2⃣Sifat Idhafiyah (صفات الإضافية): Sifat-sifat ini menunjukkan kekuasaan dan kemampuan Allah dalam mencipta dan mengatur alam semesta. Contohnya termasuk sifat Al-Khaliq (Yang Maha Pencipta), Al-Bari' (Yang Maha Pembentuk), dan Al-Musawwir (Yang Maha Pembentuk rupa).
Sifat-sifat ini menegaskan bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini berasal dari kekuasaan dan kehendak Allah.👈
والله علم على الذات الواجب الوجود؛ أي الذي لا يمكن عدمه لا في الماضي ولا في الحال ولا في الاستقبال، ولم يوجد نفسه ولم يوجده غيره.
Kalimat ini menjelaskan konsep tentang Allah dalam teologi Islam sebagai berikut:
Allah sebagai Dzat yang Wajib al-Wujud: Allah adalah Dzat yang wajib ada, artinya keberadaan-Nya adalah suatu keharusan dan tidak mungkin tidak ada.
Dalam teologi Islam, Allah selalu ada dan keberadaan-Nya tidak bergantung pada apa pun.
Keberadaan Allah di segala waktu: Allah tidak mungkin tidak ada baik di masa lalu, masa kini, maupun masa depan. Allah selalu ada dan tidak ada waktu di mana Allah tidak ada.
Allah tidak diciptakan: Allah tidak diciptakan oleh diri-Nya sendiri maupun oleh makhluk lain. Ini berarti Allah adalah pencipta segala sesuatu tetapi Dia sendiri tidak diciptakan.
Pernyataan ini menegaskan bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Kuasa dan Maha Esa, yang keberadaan-Nya mutlak dan tidak bergantung pada apa pun. Hal ini juga menekankan konsep keabadian Allah dan ketidakmungkinan untuk diciptakan atau dihancurkan.
قال البندنيجي :
الاسم الأعظم هو الله عند أهل العلم والرحمن الرحيم صفتان مشبهتان من رحم
Imam Al-Bandaniji berkata:
Isim / nama yang agung adalah الله menurut para ahli ilmu, dan الرحمن الرحيم adalah dua sifat musyabihat (tercatat dari fiil lazim ✅yg mempunyai 3 huruf) / isim sifat yg menyerupai isim fail diambil dari kalimat رحم
✅
بتنزيله منزلة بأن يبقى على صفته غير متعلق بالمفعول
dengan menyamakan / menempatkan kedudukan lafad رحم di tempat fiil lazim, dengan ditetapkan sifatnya رحم dan tidak disambungkan ke maf,ulnya.
فيقال : رحم الله ؛ أي كثرت رحمته،
Maka di ucapkan رحم الله = artinya Allah itu banyak rohmatnya,
او بجعله لازما بان يحول من فعِل بكسر العين الی فعُل بضمها.
atau dengan menjadikan رحم menjadi fiil lazim, dengan cara memindahkan رحِم dari wazan فعِل dibaca kasrah ain fiilnya ke wazan فعُل yaitu dengan di baca dummah ain fiilnya رحُمَ.
وقُدّم الله على الرحمن الرحيم لانه اسم ذات وهما اسما صفة ، والذات مقدّمة على الصفة،
Dan di dahulukan lafad الله dari lafadl الرحمن الرحيم، karena Lafad الله adalah nama Dzat, sedangkan الرحمن الرحيم adalah dua nama sifat.
Dan Dzat itu didahulukan dari sifatnya,
وقدم الرحمن على الرحيم لأنه خاص،
Dan didahulukan lafad الرحمن atas الرحيم, Karena الرحمن itu khusus,
إذ لا يقال لغير الله بخلاف الرحيم، والخاص مقدّم على العام , ولأنه أبلغ من الرحيم،
karena lafad الرحمن tidak pernah diucapkan / digunakan ke selain lafad الله، berbeda dengan lafadl الرحيم.
Dan lafadl khusus itu didahulukan atas lafadl yg umum.
Lafadl الرحمن itu lebih mubalaghah dari lafadl الرحيم.
والأبلغية توجد تارة باعتبار العدد , ولهذا قيل : يا رحمن الدنيا لأنه يعم المؤمن والكافر,
Sifat Mubalaghahnya الرحمن itu terkadang dijumpai dengan meninjau banyaknya jumlahnya , karena ini dikatakan
يارحمن الدنيا
Karena الرحمن mencakup untuk orang mu,min dan kafir ( dua golongan ),
ورحيم الآخرة لأنه يخص المؤمن،
Dan karena ini pula dikattakan رحيم الاخرة karena الرحيم kusus untuk orang mu,min.
وتارة باعتبار الصفة، ولهذا قيل : يا رحمن الدنيا والآخرة، ورحيم الدنيا لأن النعِم الأخروية كلها جسام،
Dan terkadang sifat mubalaghahnya الرحمن itu meninjau dari sifat,
Untuk ini dikatakan
يا رحمن الدنيا والآخرة، ورحيم الدنيا
Karena kenikmatan kenikmatan akhirat itu semua besar, banyak.
واما النعم الدنيوية فجليلة وحفيرة
Adapun nikmat nikmat dunia itu adakalanya ada yg agung / terpuji, adakalanya hina.
MOHON DIKOREKSI DILENGKAPI
SEMOGA BERMANFAAT
oleh : Admin Nihayatuzzain