🖋️ TANYA JAWAB - HUKUM JUAL BELI SECARA KREDIT
🔄 Pertanyaan :
Assalamualaikum.
Ana rencana mau kredit hp, tpi yg mengganjal ada salah satu tmn yg bilang klo kredit itu riba, dan di katakan jg dgn jual beli 2 harga. Yg mau di tanyakan apakah yg di katakan tmn ana itu bnr ust?
Syukran🙏
➡️ Jawaban :
Wa'alaikumsalam warohmatulloh wabarokatuh.
Jual beli dalam bentuk kredit selain emas dan perak itu boleh, tidak ada riba dan tidak pula disebut jual beli dua harga. Adapun orang yang beranggapan kalau kredit itu merupakan jual beli dua harga, maka bisa jadi orang tersebut telah salah dalam memahami konsepsi bai taqsith atau jual beli kredit dengan cara nyicil. Maka yang benar adalah tidak dua harga, sebab ketika si penjual mengatakan kepada si pembeli kalau harga tunai sekian dan harga kredit sekian misalnya, itu baru sebatas penawaran dan belum terjadi akad. Nah jika si pembeli menentukan pilihannya misal saya pilih kredit saja dan telah disepakati keduanya (oleh si pembeli dan penjual), maka saat itulah terjadi akad dan akadnya dianggap sah.
📚 Keterangan :
البيع بالتقسيط بيع بثمن مؤجل يدفع إلى البائع في أقساط متفق عليها، فيدفع البائع البضاعة المبيعة إلى المشتري حالّة، ويدفع المشتري الثمن في أقساط مؤجلة، وإن اسم (البيع بالتقسيط) يشمل كل بيع بهذه الصفة سواء كان الثمن المتفق عليه مساويا لسعر السوق، أو أكثر منه، أو أقل، ولكن المعمول به في الغالب أن الثمن في (البيع بالتقسيط) يكون أكثر من سعر تلك البضاعة في السوق
“Bai taqsith adalah jual beli dengan harga muajjal (tempo) yang uangnya dibayarkan kepada si penjual dalam bentuk cicilan berdasarkan kesepakatan (keduanya), lalu si penjual menyerahkan barang yang dia jual kepada si pembeli seketika itu juga pada saat terjadinya akad. Adapun kewajiban si pembeli adalah menyerahkan uang untuk barang yang dia beli dalam bentuk cicilan, dan hal ini disebut dengan istilah bai taqsith karena termuat pada sebuah bentuk transaksi jual beli dengan ciri harga yang disepakati. Terkadang harganya itu sama dengan harga dipasaran, atau lebih tinggi dari harga dipasaran, atau bahkan lebih murah dari harga dipasaran. Namun pada umumnya harga dari barang bai taqsith itu lebih tinggi dari harga dipasaran”
📕 (Ahkamul Buyu Bittaqsith, hlm. 11)
📚 Tambahan keterangan :
أجاز الشافعية والحنفية والمالكية والحنابلة وزيد بن علي والمؤيد بالله والجمهور بيع الشيء في الحال لأجل أو بالتقسيط بأكثر من ثمنه النقدي إذا كان العقد مستقلا بهذا النحو
“Madzhab Syafi'i, Hanafi, Maliki, Hambali, Zaid bin Ali, Al-Mu'ayyad Billah dan jumhur ulama memperbolehkan menjual sesuatu dengan harga tunai untuk (dibayar) secara tempo (kredit) atau cicilan dengan harga yang lebih tinggi daripada harga tunainya jika akadnya menyendiri dengan cara ini”
📕 (Fiqhul Islami jilid 5, no. 3461)
📚 Tambahan keterangan :
والثاني: أن يقول بعتكه بألف نقدا أو بألفين نسيئة فخذه بأيهما شئت أو شئت أنا، وهو باطل. أما لو قال بعتك بألف نقدا وبألفين نسيئة، أو قال بعتك نصفه بألف ونصفه بألفين، فيصح العقد
“Yang kedua, jika (penjual berkata kepada pembeli) : Aku jual (barang ini) kepadamu dengan harga seribu secara tunai namun dengan harga dua ribu secara kredit, maka ambillah sesukamu atau sesukaku (tanpa ada kesepakatan dan tanpa ada yang dipilih), maka jual beli yang semacam ini batil. Adapun jika (penjual berkata kepada pembeli) : Aku jual (barang ini) kepadamu dengan harga seribu secara tunai namun dengan harga dua ribu secara kredit (lalu si pembeli menentukan pilihannya), maka jual beli yang semacam ini sah”
📕 (Raudhatut Thalibin jilid 3, hlm. 398)
والله اعلم بالصواب
📎 Telegram : https://t.me/mengkajifiqih
Tags
Muamalah