Seputar Ta'jil Zakat


Jika bayar zakat fitrah tanggal 15 Ramadhan kepada si B yg faqir, ternyata si B wafat di tanggal 25 Ramadhan, maka ulang bayar zakat fitrah, karena syarat  "zakat mu'ajjalah" itu adalah orang yg diberi zakat masih berstatus mustahiq di waktu wajibnya, dan waktu wajib zakat fitrah itu di malam idul fitri.


Begitu juga misalnya jika yg bayar zakat fitrah itu meninggal duluan di tanggal 27 Ramadhan, maka apa yg telah ia bayar tidak menjadi zakat, karena ia tidak kena waktu wajib zakat, walaupun tetap mendapatkan pahala dari Allah.


Dalam madzhab Syafi'i, zakat fitrah itu diberikan kepada orang-orang faqir miskin (mustahiq yg delapan) di mana tempat muzakki berada, tidak boleh bayar zakat fitrah ke orang-orang faqir di daerah lain.


Bagaimana jika orang miskin yg kita berikan zakat fitrah itu mudik di tanggal 27 Ramadhan ke kampung halamannya, apakah kita wajib ulang bayar zakat fitrah, menimbang bahwa si mustahiq di waktu wajibnya (malam idul fitri) bukan dari faqir daerah muzakki?


Ada khilaf antara Imam Ibnu Hajar dan Imam Ramli, Imam Ibnu Hajar mengatakan tidak sah sebagai zakat, jadi harus ulang, sedangkan Imam Ramli mengatakan sah, tidak perlu diulang.


[بشرى الكريم، ٥٢١]


Wallahu a'lam


Nb: Disebut "zakat mu'ajjalah" karena membayar zakat fitrah sebelum waktu wajibnya.


بشرى الكريم 

(وأن يكون القابض في آخر الحول) أي: وقت الوجوب (مستحقًا).

فلو مات أو استغنى بغير المعجل كزكاة أخرى، وكذا إن غاب المال أو الآخذ عن بلد الوجوب عند (حج) .. لم يجزئ المعجل؛ لعدم أهليته عند الوجوب، واعتمد (م ر): أنه لا يضر غيبتهما.

قال الشرقاوي: قرر شيخنا (ح ف): أنه لا يضر غيبة الدافع عن محل الوجوب في زكاة الفطر.

ولو مات المدفوع له مثلًا .. لزم المالك الدفع ثانيًا.

ولو بان القابض غير مستحق يوم القبض .. استرد منه وإن كان آخر الحول مستحقًا، ولا يضر الشك في ذلك

Posting Komentar

Harap berkomentar yang bisa mendidik dan menambah ilmu kepada kami

Lebih baru Lebih lama

Tag Terpopuler