Kajian Kitab Nahjatull Majaaliss


 # KAJIAN LANGIT DUA DUNIA # EPISODE LAILATUL QODR #

Kitab Nahjatull Majaaliss Hal 150 Juz 1 .

__________________


Bab tentang Lailatul Qadar dan Penjelasan Keutamaannya


_فصل في ليلة الْقَدْرِ وَبَيَانُ فَضْلِهَا_


قَالَ اللّهُ تَعَالَى: {إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ} [القدر: 1] يَعْنِي الْقُرْآنَ جُمْلَةً وَاحِدَةً مِنَ اللَّوْحِ الْمَحْفُوظِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا، فَوُضِعَ فِي بَيْتِ الْعِزَّةِ، ثُمَّ نَزَلَ بِهِ جِبْرِيلُ مُفَرَّقًا فِي ثَلاثٍ وَعِشْرِينَ سَنَةً، أَوَّلُهُ: {اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ} [العلق: 1] وَآخِرُهُ: {وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ} [البقرة: 281] قَالَهُ الْقُرْطُبِيُّ.


وَرَأَيْتُ فِي طَبَقَاتِ ابْنِ السُّبْكِي عَنِ الإِمَامِ أَحْمَدَ بْنِ إِسْمَاعِيلَ الْقَزْوِينِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَاشَ بَعْدَ هَذِهِ الآيَةِ سَبْعَةَ أَيَّامٍ. قَالَ الرَّافِعِيُّ: وَمَاتَ وَالإِمَامُ أَحْمَدُ الْمَذْكُورُ بَعْدَ هَذَا الْكَلامِ بِسَبْعَةِ أَيَّامٍ.


وَرَأَيْتُ فِي شَرْحِ الْبُخَارِيِّ لابْنِ أَبِي جَمْرَةَ عَنْ بَعْضِهِمْ أَوَّلَ مَا نَزَلَ مِنَ الْقُرْآنِ {اقْرَأْ} وَقَالَ بَعْضُهُمْ {الْمُدَّثِّرُ}. وَالْجَمْعُ بَيْنَهُمَا أَنَّ أَوَّلَ مَا نَزَلَ مِنَ التَّنْزِيلِ {اقْرَأْ} وَأَوَّلَ مَا نَزَلَ مِنَ الأَمْرِ بِالإِنْذَارِ {الْمُدَّثِّرُ}.


فَإِنْ قِيلَ: كَيْفَ قَالَ: {قُمْ فَأَنذِرْ} [المدثر: 2] وَمَا ذَكَرَ الْبِشَارَةَ وَهُوَ بَشِيرٌ وَنَذِيرٌ؟ فَالْجَوَابُ: أَنَّ الْبِشَارَةَ لِمَنْ دَخَلَ فِي الإِسْلامِ وَوَقْتَ نُزُولِ هَذِهِ السُّورَةِ لَمْ يَكُنْ ثَمَّ مَنْ دَخَلَ فِي الإِسْلامِ وَاللهُ أَعْلَمُ.


قَالَ الْقُرْطُبِيُّ: نَزَلَتِ التَّوْرَاةُ لِسِتٍّ مَضَيْنَ مِنْ رَمَضَانَ وَالإِنْجِيلُ لِثَلاثَ عَشْرَةَ مِنْهُ وَصُحُفُ إِبْرَاهِيمَ فِي أَوَّلِهِ.


قَالَ ابْنُ الْعِمَادِ: وَيُسْتَدَلُّ بِهَذِهِ الآيَةِ عَلَى أَنَّ اللَّيْلَ أَفْضَلُ مِنَ النَّهَارِ، وَاخْتَلَفُوا فِي مَعْنَى تَفْضِيلِهَا عَلَى أَلْفِ شَهْرٍ وَهِيَ ثَلاثَةٌ وَثَمَانُونَ سَنَةً وَأَرْبَعَةُ أَشْهُرٍ، وَذَلِكَ ثَلاثُونَ أَلْفَ يَوْمٍ وَثَلاثُونَ لَيْلَةً.


قَالَ ابْنُ عَبْدِ السَّلَامِ فِي قَوَاعِدِهِ: الْحَسَنَةُ فِيهَا أَفْضَلُ مِنْ ثَلاثِينَ أَلْفَ حَسَنَةٍ فِي غَيْرِهَا. قَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ: يَنْبَغِي أَنْ يُنْوِيَ قِيَامَهَا مِنْ أَوَّلِ لَيْلَةٍ فِي الْمُحَرَّمِ إِلَى آخِرِ السَّنَةِ فَيَكُونَ قَدْ صَادَفَهَا قَطْعًا. وَقَالَ النَّوَوِيُّ: وَلَا يُنَالُ فَضْلُهَا إِلَّا مَنْ أَطْلَعَهُ اللّهُ عَلَيْهَا. قَالَ الْمَاوَرْدِيُّ: يُسْتَحَبُّ كِتْمَانُهَا لِمَنْ رَآهَا. وَقَالَ كَثِيرٌ مِنَ الْمُفَسِّرِينَ: الْعَمَلُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْعَمَلِ فِي أَلْفِ شَهْرٍ لَيْسَ فِيهَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ.


قَالَ كَعْبُ الأَحْبَارِ رضي الله عنه: كَانَ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ مَلِكٌ صَالِحٌ فَأَوْحَى اللّهُ تَعَالَى إِلَى نَبِيِّهِمْ قُلْ لَهُ لِيَتَمَنَّ فَقَالَ: أَتَمَنَّى أَنْ أُجَاهِدَ فِي سَبِيلِ اللّهِ بِمَالِي وَوُلْدِي، فَرَزَقَهُ اللّهُ تَعَالَى أَلْفَ وَلَدٍ، فَصَارَ يُجَهِّزُ الْوَلَدَ فَيُجَاهِدُ حَتَّى يُقْتَلَ شَهِيدًا، ثُمَّ يُجَهِّزُ الآخَرَ فَيُقْتَلَ شَهِيدًا، وَهَكَذَا حَتَّى قُتِلُوا فِي أَلْفِ شَهْرٍ، ثُمَّ جَاهَدَ الْمَلِكُ فَقُتِلَ، فَقَالَ النَّاسُ: لَا يُدْرِكُ فَضِيلَتَهُ أَحَدٌ. فَأَنْزَلَ اللّهُ تَعَالَى هَذِهِ السُّورَةَ. قَالَ الْوَاقِدِيُّ: وَهِيَ أَوَّلُ سُورَةٍ نَزَلَتْ بِالْمَدِينَةِ.


وَقَالَ نَجْمُ الدِّينِ النَّسَفِيُّ: نَزَلَ بِمَكَّةَ خَمْسٌ وَثَمَانُونَ سُورَةً، أَوَّلُهُنَّ الْفَاتِحَةُ وَآخِرُهُنَّ: {وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ} [المطففين: 1] وَنَزَلَ بِالْمَدِينَةِ تِسْعٌ وَعِشْرُونَ، أَوَّلُهُنَّ الْبَقَرَةُ وَآخِرُهُنَّ الْمَائِدَةُ.

___________________


_Bab tentang Lailatul Qadar dan Penjelasan Keutamaannya_


Allah Ta'ala berfirman:


{إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ}


(Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan) [Al-Qadr: 1]. Artinya, Al-Quran diturunkan secara keseluruhan dari Lauhul Mahfuzh ke langit dunia, kemudian ditempatkan di Baitul 'Izzah. Lalu, Jibril menurunkannya secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun, mulai dari ayat


{اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ}


(Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan) [Al-'Alaq: 1] hingga ayat 


{وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ}


(Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan dengan sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, dan mereka tidak dianiaya) [Al-Baqarah: 281].


Menurut penjelasan Al-Qurtubi, beliau mengatakan bahwa nabi Muhammad SAW hidup selama tujuh hari setelah turunnya ayat ini. 


Dikatakan juga oleh Ar-Rafi’i bahwa Imam Ahmad yang disebutkan dalam riwayat tersebut meninggal tujuh hari setelah kejadian ini.


Dalam syarah (penjelasan) Shahih Bukhari oleh Ibn Abi Jamrah, disebutkan bahwa sebagian ulama mengatakan ayat pertama yang turun adalah {اقْرَأْ}  dan sebagian lainnya mengatakan {الْمُدَّثِّرُ} . 


Kedua pendapat ini bisa dikompromikan bahwa yang pertama kali turun dari segi penurunan adalah {اقْرَأْ} dan yang pertama kali turun dari segi perintah untuk memberi peringatan adalah {الْمُدَّثِّرُ}.


Jika ada yang bertanya, mengapa dikatakan


{قُمْ فَأَنذِرْ}


(Bangunlah, lalu berilah peringatan!) [Al-Muddathir: 2] dan tidak disebutkan kabar gembira, padahal beliau adalah pembawa kabar gembira dan peringatan ❓❓❓


Jawabannya adalah ;

Kabar gembira itu diberikan kepada orang yang masuk Islam, sedangkan saat turunnya surat ini belum ada yang masuk Islam, dan Allah lebih mengetahui.


Al-Qurtubi mengatakan, Taurat diturunkan pada hari keenam bulan Ramadan, Injil pada hari ketiga belas, dan shuhuf (lembaran) Ibrahim pada awal bulan.


Ibn Al-'Imad mengatakan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa malam lebih utama daripada siang. Para ulama berselisih tentang makna keutamaannya dibandingkan seribu bulan, yang jumlahnya adalah delapan puluh tiga tahun dan empat bulan, atau tiga puluh ribu hari dan tiga puluh malam.


Menurut Ibn 'Abdul Salam dalam kitab Al-Qawa'id, kebaikan di malam tersebut lebih utama daripada tiga puluh ribu kebaikan di waktu lainnya. Ibn Mas'ud mengatakan, seseorang sebaiknya berniat menjalankan malam tersebut dari awal malam bulan Muharram hingga akhir tahun sehingga ia pasti menemukan malam tersebut. Al-Nawawi mengatakan, tidak ada yang mendapatkan keutamaannya kecuali yang diberi tahu oleh Allah. Al-Mawardi mengatakan, sebaiknya menyembunyikan malam tersebut bagi yang melihatnya. Banyak mufassir yang berpendapat bahwa beramal di malam tersebut lebih baik daripada beramal selama seribu bulan yang tidak terdapat malam Lailatul Qadar.


Ka'ab Al-Ahbar radhiyallahu 'anhu berkata, dahulu di kalangan Bani Israil terdapat seorang raja yang saleh. Allah mewahyukan kepada nabi mereka untuk memberitahu raja tersebut agar ia mengajukan permohonan. Raja tersebut berkata, "Aku ingin berjuang di jalan Allah dengan hartaku dan anak-anakku." Allah memberinya seribu anak. Setiap kali seorang anak disiapkan untuk berjuang, ia akan gugur sebagai syahid. Begitu seterusnya hingga anak-anak tersebut semuanya gugur sebagai syahid dalam seribu bulan. Lalu, raja tersebut berjuang dan gugur juga. Orang-orang pun berkata, "Tidak ada yang dapat menyamai keutamaannya." Maka, Allah menurunkan surat ini. Al-Waqidi mengatakan, ini adalah surat pertama yang turun di Madinah.


Menurut Najmuddin Al-Nasafi, di Makkah diturunkan delapan puluh lima surat, yang pertama adalah Al-Fatihah dan yang terakhir adalah 


{وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ}


 (Celakalah bagi orang-orang yang curang) [Al-Mutaffifin: 1],  dan di Madinah turun dua puluh sembilan surat, yang pertama adalah Al-Baqarah dan yang terakhir adalah Al-Maidah.


8 Maret 2025

Kaf Arkhe El Karanka

BERSAMBUNG

Posting Komentar

Harap berkomentar yang bisa mendidik dan menambah ilmu kepada kami

Lebih baru Lebih lama

Tag Terpopuler