HUKUM TAQLID DAN TALFIQ


HUKUM TAQLID DAN TALFIQ BESERTA PERSYARATANNYA_

___________________


PERTANYAAN :


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Deskripsi masalah:


Tidak sedikit dikalang ulama’ yang ilmunya mendalam bahkan masuk dalam kategori “Mujtahid” Seperti halnya Madzhab Imam At-Tsauri, madzhab Imam Addhahiri, dan yang lainnya dan tak ketinggalan Imam mujtahid yang empat (Hanafi,Maliki,Syafi’i dan Hambali) namun yang paling masyhur dan diakui dunia adalah madzhab yang empat.


Pertanyaannya:


1-Bolehkah bagi sesorang bertaklid kepada salah satu imam yang empat ataupun pindah madzhab baik sementara ataupun selamanya?


2-Apa saja Syarat-Syarat untuk memcukupi taqlid?


3-Bolehkah talfiq?


Mohon tanggapannya..


JAWABAN :


وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته


Tanggapan: Sebelum kami menjawab terkait dengan hukum boleh dan tidak mentaqlid pada salah satu madzhab yang populer (masyhur) dikalangan dunia, maka perlu kami jelaskan definisi “Taqlid”.


“Taqlid adalah memgikuti pendapat orang lain tentang suatu hukum agama islam tanpa memperhatikan benar atau salahnya, baik buruknya, manfaat dan mafsadahnya atau tanpa mengetahui alasan (dalilnya). Dengan kata lain “Taqlid” yaitu mengamalkan satu perkataan ulama mujtahid tampa mengetahui dalilnya, dan kapan seseorang berniat mentaqlid walau tanpa diucapkan maka dianggap cukup.


Jawaban No.1 :


“Boleh bagi seseorang (selain imam mujtahid) mentaqlid kepada salah seorang dari imam mujtahid, bahkan hukumnya mentaqlid adalah wajib, yang terjadi pada hal yang baru. Dan haram bagi imam mujtahid.


Dan diperbolehkan bagi seseorang memilih dalam permulaan taqlid pada salah satu madzhab yang empat, kemudian setelah mentaqlid boleh pindah pada madzhab yang lain, sama saja pindah setusnya (selama-lamanya) atau pindah dalam sebagian beberapa hukum, walaupun tanpa keperluan. Ini menurut pendapat yang kuat.


Referensi :


تنوير القلوب فى معاملة علام الغيوب (تأليف مولانا العارف بالله المحوم) الشيخ محمد آمين الكردى الإربلي الشافعى مذهبا النقشبندي مشربا.ص ٣٩٦


{فصل فى حكم التقليد وشروطه}

وهو العمل بقول المجتهد من غير معرفة دليله ومتى نواه بقلبه كفى وإن لم ينطق به وهو واجب على غير المجتهد وحرام على المجتهد فيما يقع له من الحوادث ويتخير الشخص إبتداء فى تقليد أى مذهب من مذاهب الأربعة ثم تقليده لأى مذهب يجوز له الإنتقال منه إلى مذهب آخر سواء انتقل دواما أو فى بعض الأحكام ولو لغير حاجة على المعتمد.


Jawaban No.2 :


Adapun syarat-syarat taqlid yaitu ada 6 (emam) :


1-Harus mengetahui terhadap permasalahan yang hendak ia taqlid, berikut mengetahui syarat-syarat dan kewajiban-kewabannya. 


Contoh seseorang yang bermadzhab Syafi’i bertaqlid pada imam Malik dalam hal menyentuh perempuan tidak merusak wudlu’ dengan tanpa disengaja nikmat bahkan tidak adanya rasa nikmat


(من غير قصد اللذة ولاوجودها)


Maka taqlid dalam situasi dan kondisi seperti ini tidak sah sehingga ia mengetahui terhadap penjelasan/ ibarahnya imam Malik didalam bab wudlu’ mulai dari kewajiban-kewajiban wudlu, seperti mengusab semua kepala, dan menggellap/ menggosok, dan berkesenambungan itu harus dalam wudlu, dan taqlidnya tidak adanya batal wudlu’.


2-Harus mentaqliq sebelum melakukan (terjadi).


3-Tidak mengambil/ mengikuti yang mudah-mudah saja (gampang).


Contoh: Manakala waktu sempit sementara tidak ada air dan juga debu dan ia berada dilapangan yang suci, maka ia meninggalkan tayammum karena mentaqlid pada imam Syafi’i dan meninggalkan (tidak menqodlo’ shalat karena mentaqlid pada imam Malik, karena Imam Syafi’i tidak memperbolehkan tayammum dengan tampa debu (harus dengan debu yang suci), dan wajib menurut imam Syafi’i melakukan shalat lihurmatil wakti, dan wajib mengqodlo’ shalat.


Sedangkan Imam Malik berpendapat : Manakala tidak suci (فقد الطهورين) dan tidak batu yang suci (صخرا) maka ia wajib tayammum dan gugur pekerjaan shalat dan tidak pula mengqodlo’.


4-Harus yang ditaqlid adalah ulama’ Mujtahid, dan sah walaupun dengan melalui fatwa seperti fatwa Imam Rafi’i, Imam Nawawi, Imam Romli dan Imam Ibnu Hajar. Dengan catatan selama ulama tersebut tidak menyatakan/menjelaskan, bahwa perkataannya dalam masalah ini adalah lemah sekali.


5-Tidak talfiq


6-Hukum orang yang mentaqlid tidak menjadi rusak sebab keputusan Qodli (pemutus hukum) seandainya dia menghukuminya karena perbedaan Nash atau Ijma’ atau sejenisnya.


Referensi :


تنوير القلوب .ص ٣٩٦-٣٩٧

وللتقليد شروط:


(الأول )معرفة المقلد مااعتبره مقلده فى المسألة التى يريد التقليد فيها من شروط وواجبات ؛فلو قلد شافعي الإمام مالكا فى عدم نقض الوضوء باللمس من غير قصد اللذة ولاوجودها لم يصح تقليده حتى يعرف مااعتبره الإمام مالك فى الوضوء من الواجبات كمسح كل الرأس والتدليك والموالاة ليأتي بها فى وضوئه ثم يقلد ه فى عدم النقض المذكور.


(الثاني) أن لا يكون التقليد بعد الوقوع؛ فمن أدى عبادة مختلفا فى صحتها من غير تقليد للقائل بها لزمه إعادتها لأن إقدامه علي فعلها عبث وبذالتعليل يعلم أنه حال تلبسه بها عالم بفسادها إذ لايكون عبثابها إلا حينئذ. فخرج من مس فرجه فنسي أو كان جاهلا بالحكم فى مذهبه وهو معذور فى جهله ثم صلى فله تقليد أبي حنيفة فى إسقاط القضاء، لأنه يرى جواز التقليد بعد الوقوع على المعتمد ،خلافا للحنابلة. وأماعند المالكية ففى المسألة خلاف ،كما قاله العلامة الأمير.


(الثالث) أن لا يتبع الرخص بحيث يخرجه عن عقد التكليف كما إذا ضاق الوقت ولم يجد الماء ولا ترابا ووجد صخرا طاهرا فترك التيمم عليه تقليدا للشافعي وترك قضاء هذه الصلاة تقليدا للإمام مالك ؛ لأن الشافعي لايجوز التيمم بغير التراب الطاهر، ويوجب الصلاة عليه لحرمة الوقت وعليه القضاء، والإمام مالك يقول :إذافقد الطهور ين وفقد صخرا يتيمم عليه سقطت عنه هذه الصلاة ، لاقضاء عليه فقد أخرجه هذا التتبع عن التكليف بهذه الصلاة.،


(الرابع) أن يكون مقلده مجتهدا ولو فى الفتوى كالرافعى والنواوى والرملى وابن حجر مالم يصرح العلماء بأن قوله فى هذه المسألة ضعيفة جدا وإلا لم يصح تقليدا الإمام فى القول الذى رجع عنه مالم يختره علماءمذهبه لدليل استنبطوه من قواعده.


(الخامس) عدم التلفيق بأن لايلفق فى قضية واحدة إبتداء ولا دواما بين قولين يتولد منهما حقيقة لايقول بها صاحبهما، واشتراط عدم التلفيق فى العبادات فقط، للتلفيق صور (منها) ما إذا مسح بعض رأسه ولمس امرأة أجنبية ولم يقصد اللذة ولم يجدها وصلى تقليدا للإمام مالك فى عدم النقض باللمس المذكور ، وللشافعى فى الإكتفاء بمس بعض الرأس فوضوئه باطل بالتفاق الإمامين، وكذلك صلاته لأن الشافعى وإن كتفى بمسح بعض الرأس يقول بالنقض باللمس ، ومالكا وإن لم يقل بالنقض باللمس المذكور يقول ببطلان وضوء من مس بعض الرأسه،(ومنها)……الخ………


(والسادس) أن لايكون الحكم المقلد فيه مما ينقض فيه قضاء القاضي لوحكم به لمخالفته نصّا أو إجماعا أو نحوهما فإن كان مما ينقض فيه قضاء القاضي لم يصح التقليد فيه مع الحرمة وأمثلة كثيرة…………

__________________


Syarat-syarat untuk Bertaklid:


Pertama, orang yang bertaklid harus mengetahui hal-hal yang dianggap oleh imam yang diikutinya dalam masalah yang ingin diikutinya, seperti syarat-syarat dan kewajiban-kewajiban; jika seorang pengikut Imam Syafi'i ingin mengikuti Imam Malik dalam hal tidak batalnya wudhu karena menyentuh (lawanan jenis) tanpa niat syahwat dan tanpa adanya syahwat, maka taklidnya tidak sah sampai ia mengetahui hal-hal yang dianggap oleh Imam Malik dalam wudhu, seperti mengusap seluruh kepala, menggosok (anggota wudhu), dan berkesinambungan, untuk dapat mengikutinya dalam hal tidak batalnya wudhu tersebut.


Kedua, taklid tidak boleh dilakukan setelah kejadian; jika seseorang melakukan ibadah yang diperselisihkan keabsahannya tanpa mengikuti imam yang mengatakannya sah, maka ia harus mengulanginya karena tindakannya dianggap sia-sia. Dengan penjelasan ini, dapat dipahami bahwa saat ia melakukannya ia mengetahui bahwa ibadah itu tidak sah. 


Maka, jika seseorang menyentuh kemaluannya lalu lupa atau tidak mengetahui hukumnya dalam mazhabnya dan ia dimaafkan karena ketidaktahuannya, kemudian ia salat, maka ia boleh bertaklid kepada Imam Abu Hanifah dalam hal tidak perlu mengqadha, karena Imam Abu Hanifah membolehkan taklid setelah kejadian, berbeda dengan Imam Hanbali. Sedangkan menurut Imam Malik, dalam hal ini ada perbedaan pendapat, sebagaimana dikatakan oleh ulama.


Ketiga, taklid tidak boleh mengikuti rukhshah (keringanan) sedemikian rupa hingga keluar dari kewajiban syariat, seperti jika waktu sempit dan tidak menemukan air atau debu dan menemukan batu bersih, lalu meninggalkan tayamum pada batu itu dengan bertaklid kepada Imam Syafi'i dan meninggalkan qadha salat tersebut dengan bertaklid kepada Imam Malik; karena menurut Imam Syafi'i tidak boleh bertayamum kecuali dengan debu bersih, dan wajib salat karena menghormati waktu, dan wajib qadha. 


Sedangkan Imam Malik mengatakan: jika tidak menemukan dua alat bersuci dan menemukan batu maka tayamum dengan batu tersebut, salat tersebut gugur, tidak perlu qadha, maka perbuatan ini mengeluarkannya dari kewajiban salat tersebut.


Keempat, yang diikuti haruslah seorang mujtahid, walaupun dalam fatwa seperti Al-Rafi'i, Al-Nawawi, Al-Ramli, dan Ibn Hajar, selama para ulama tidak menyatakan bahwa pendapatnya dalam masalah tersebut sangat lemah; jika demikian, maka tidak sah taklid kepad yang telah ditinggalkannya, kecuali jika dipilih oleh ulama mazhabnya berdasarkan dalil yang mereka ambil dari kaidah-kaidah mazhabnya.


Kelima, tidak boleh melakukan talfiq (menggabungkan) dalam satu kasus antara dua pendapat yang berbeda yang menghasilkan suatu kenyataan yang tidak dikatakan oleh kedua imam tersebut. 


Syarat tidak adanya talfiq hanya dalam ibadah, talfiq memiliki beberapa bentuk (contohnya) jika seseorang mengusap sebagian kepalanya dan menyentuh wanita ajnabiyyah tanpa niat syahwat dan tanpa adanya syahwat, lalu salat dengan bertaklid kepada Imam Malik dalam hal tidak batalnya wudhu karena menyentuh, dan kepada Imam Syafi'i dalam hal cukup dengan mengusap sebagian kepala, maka wudhunya batal menurut kesepakatan kedua imam tersebut, begitu juga salatnya. Karena Imam Syafi'i cukup dengan mengusap sebagian kepala tetapi mengatakan batal wudhu karena menyentuh, dan Imam Malik walaupun tidak mengatakan batal wudhu karena menyentuh mengatakan batal wudhu bagi yang hanya mengusap sebagian kepala.


Keenam, tidak boleh mengikuti pendapat dalam hal yang jika diterapkan oleh hakim, putusannya bisa dibatalkan karena bertentangan dengan nash atau ijma' atau semacamnya; jika demikian, maka tidak sah bertaklid dalam hal tersebut dengan disertai keharaman.

___________________


Dari difinisi dan ibarah diatas dapat disimpulkan bahwa boleh bagi sesorang mentaqlid pada salah satu dari madzhab yang empat, bahkan setelah mentaqlid boleh pindah madzhab baik selamamanya atau hanya disebagian beberapa hukum.

Sedang syarat mentaqlid sebagaima diatas dan tidak boleh talfiq yakni mencampur adukkan dua pendapat (mengumpulkan dua pendapat) dalam satu masalah). Ini menurut madzhab Hanafiyah Syafiiyah dan Hambaliyah. Sedangkan menurut Malikiyah boleh talfiq hanya dalam ibadah saja.


Jawaban :No.3 :


Terkait dengan talfiq ulama beda pendapat Menurut Syafi’iyah, Hanafiyah dan Hambaliyah hukumnya tidak boleh. Sedangkan menurut Malikiyah hukumnya boleh dalam ibadah saja.


تنوير القلوب ص ٣٩٦-٣٩٧


Adapun definisi “Talfiq”: Menurut etemologi (Bahasa) adalah mengumpulkan. Merupakan masdar yang diambil dari kata لفق, dan metode لفق dalam bahasa mempunyai banyak arti, maka talfiq dipakai dengan arti mengumpulkan, celah, kebohongan yang dikemas, (dihiasi dengan beranika ragam rupa).


Adapun

والتلفاق أو للفاق

dengan dikasrahkan maka berarti dua pakaian yang dihiasi/ dipola yang satu dengan yang lainnya.

Sedangkan menurut Termonologi (Istilah) Ulama’ fiqhih Adalah mengumpulkan. Sebagaimana seorang perempuan yang darahnya terputus-putus, sehari terlihat sehari kemudian suci (ampet), dua hari terlihat, dua hari lagi ampet sekiranya tidak melewati terputusnya 15 hari. Menurut kebanyakan madzhab Syafi’i.


Referensi :


موسوعة الفقهية. ص.٨١٩١

التعريف

1 – التلفيق في اللغة: الضم، وهو مصدر لفق، ومادة لفق لها في اللغة أكثر من معنى، فهي تستعمل بمعنى الضم، والملاءمة، والكذب المزخرف.

والتلفاق أو اللفاق بكسرهما: ثوبان يلفق أحدهما بالآخر (١) .

وفي الاصطلاح: يستعمل الفقهاء التلفيق بمعنى الضم كما في المرأة التي انقطع دمها فرأت يوما دما ويوما نقاء، أو يومين ويومين بحيث لا يجاوز التقطع خمسة عشر يوما عند غير الأكثرين على مقابل الأظهر عند الشافعية. وكما هو الحال في حصول الركعة الملفقة في صلاة الجمعة للمسبوق (٢) .

ويستعملونه أيضا بمعنى التوفيق والجمع بين الروايات المختلفة في المسألة الواحدة، كما في

(١) انظر الصحاح، والقاموس، واللسان، والمصباح، مادة: ” لفق “.

(٢) روضة الطالبين ١ / ١٦٢ ط المكتب الإسلامي، وأسنى المطالب ١ / ٢٥٥ط المكتبة الإسلامية.

_____________________


✍️ .Saya berikan Gambaran Skema nya seperti di bawah ini ; agar mudah di pahami ..

____________________


Definisi Talfiq:


1. Pengertian Talfiq dalam Bahasa:

   - Dalam bahasa, talfiq berarti penggabungan. Talfiq berasal dari kata "lafaq", yang dalam bahasa memiliki beberapa arti, termasuk penggabungan, kesesuaian, dan kebohongan yang dihias.

   - Talfiq atau lafāq (dengan kasrah) adalah dua kain yang digabungkan satu sama lain.


2. Pengertian Talfiq dalam Istilah:

   - Dalam istilah fiqih, talfiq digunakan dengan makna penggabungan, seperti dalam kasus wanita yang darah haidnya terputus, lalu ia melihat darah sehari dan bersih sehari, atau dua hari dua hari, sehingga total periode tidak melebihi lima belas hari, menurut sebagian besar ulama selain pendapat mayoritas dalam mazhab Syafi'i. Contoh lain adalah dalam kasus memperoleh rakaat yang digabungkan dalam shalat Jumat bagi orang yang terlambat.

   - Talfiq juga digunakan untuk makna penyelarasan dan penggabungan antara berbagai riwayat yang berbeda dalam satu masalah, seperti yang dijelaskan dalam berbagai referensi fiqih.

_____________________


Adapun diantara contohnya talfiq adalah: Jika seseorang mengusaf kepala dan menyentuh perempuan yang bukan mahrom (أجنبية) dan tidak bemaksud pada rasa enak (syahwat)  dan melakukan shalat dengan mentaqlid pada imam Malik didalam tidak batalnya wudlu’ dengan menyentuh sebagaimana disebutkan. 


Sedangkan menurut imam Syafi’i cukup dengan membasuh sebagian kepala maka wudlu’nya batal dengan bersatunya dua imam ( pendapat dua imam ; selain Imam Malik ), begitu juga shalatnya batal. Dengan alasan karena imam Syafi’i walaupun mengambil cukup dengan mengusap sebagian kepala dan berpendapat batal wudlu’nya dengan menyentuh lain jenis yang bukan mahrom.


والله أعلم بالصواب

___________________


16 Febuari 2025

Posting Komentar

Harap berkomentar yang bisa mendidik dan menambah ilmu kepada kami

Lebih baru Lebih lama

Tag Terpopuler